A.
PENGERTIAN
KONTRUKTIVISME
Kontruktivisme
merupakan teori belajar yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik
apabila mereka secara kreatif mengonstruksi pengetahuan dan pemahaman. Teori Konstruktivisme juga didefinisikan
sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu
makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan
himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Piaget yang dikenal
sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa penekanan
teori kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang
dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori
kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Pandangan tentang
anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari
teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam
pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan
skemata yang dimilikinya.
Pendekatan
konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
- Pelajar
aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
- Dalam
konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan
mereka.
- Pentingnya
membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses
saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran
terbaru.
- Unsur
terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya
secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya
yang sudah ada.
- Ketidakseimbangan
merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku
apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau
sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
- Bahan
pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman
pelajar untuk menarik miknat pelajar.
B.
KONSTRUKTIVISME KOGNITIF
Merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan
konsep dalam belajar yaitu berupa kategori-kategori yang mengelompokkan objek,
kejadian dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep merupakan elemen
dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.
Pendekatan konstruktivisme Pendekatan ini berasumsi
bahwa siswa belajar sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas kemudian
siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya dan pemahaman tersebut diperoleh dari
pengalaman belajar yang bermakna.
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa
yang didasarkan pada pengetahuan.
Konstruktivisme
menjadi kata kunci dalam pembelajaran saat ini, karena itu kecenderungan
pembelajaran saat ini lebih memfokuskan pada perlunya pembelajar berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri, perlunya pembelajar memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri, serta perlunya guru/dosen berperan
menjadi fasilitator, mediator, dan manejer dalam proses pembelajaran.
Contoh pemebelajaran di kelas menggunakan
konstruktivisme kognitif :
a.
Saat
di sekolah dasar, guru geografi meminta agar seluruh siswa menggambarkan peta
Indonesia beserta simbol-simbolnya berdasarkan apa yang telah diajarkan.
Kemudian siswa menggambarkan peta Indonesia dengan 5 pulau besar yaitu Pulau
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya. Kemudian siswa mewarnai
daerah di luar pulau dengan warna biru dan bagian dalam pulau dengan warna
hijau dan coklat. Siswa mewarnai daerah di luar pulau dengan warna biru karena
warna biru merupakan simbol warna air yang berarti siswa telah mengerti bahwa
daerah di luar pulau adalah kawasan berair yaitu samudera. Sedangkan warna
hijau dan coklat merupakan indikator dari warna hutan dan daratan. Ini dapat siswa
lakukan karena adanya pembelajaran konsep dari apa yang telah siswa terima dari
guru ataupun buku yaitu mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman.
b.
Guru
bisa memberikan analogi tentang perstuan mislanya siswa disuruh sebatang sapu
lidi kemudian disuruh untuk mematahkan dan kemudian siswa disuruh mengambil
seikat lidi kemudian disuruh mematahakanya, dari situ siswa disuruh
membandingkan kesulitan dalam proses mematahakan lidi tadi, disitu siswa
mengambil konsep tentang pentingnya persatuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar