Pages

Sabtu, 07 Maret 2015

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME KOGNITIF


A.        PENGERTIAN KONTRUKTIVISME
Kontruktivisme merupakan teori belajar yang menekankan bahwa individu akan belajar dengan baik apabila mereka secara kreatif mengonstruksi pengetahuan dan pemahaman. Teori Konstruktivisme juga didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989: 159) menegaskan bahwa penekanan teori kontruktivisme pada proses untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
  1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
  3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
  4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
  5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
  6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.


B.      KONSTRUKTIVISME KOGNITIF
Merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan konsep dalam belajar yaitu berupa kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep merupakan elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.
Pendekatan konstruktivisme Pendekatan ini berasumsi bahwa siswa belajar sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas kemudian siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya dan pemahaman tersebut diperoleh dari pengalaman belajar yang bermakna.
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
 Konstruktivisme menjadi kata kunci dalam pembelajaran saat ini, karena itu kecenderungan pembelajaran saat ini lebih memfokuskan pada perlunya pembelajar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri, perlunya pembelajar memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri, serta perlunya guru/dosen berperan menjadi fasilitator, mediator, dan manejer dalam proses pembelajaran.
Contoh pemebelajaran di kelas menggunakan konstruktivisme kognitif :
a.      Saat di sekolah dasar, guru geografi meminta agar seluruh siswa menggambarkan peta Indonesia beserta simbol-simbolnya berdasarkan apa yang telah diajarkan. Kemudian siswa menggambarkan peta Indonesia dengan 5 pulau besar yaitu Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya. Kemudian siswa mewarnai daerah di luar pulau dengan warna biru dan bagian dalam pulau dengan warna hijau dan coklat. Siswa mewarnai daerah di luar pulau dengan warna biru karena warna biru merupakan simbol warna air yang berarti siswa telah mengerti bahwa daerah di luar pulau adalah kawasan berair yaitu samudera. Sedangkan warna hijau dan coklat merupakan indikator dari warna hutan dan daratan. Ini dapat siswa lakukan karena adanya pembelajaran konsep dari apa yang telah siswa terima dari guru ataupun buku yaitu mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman.
b.      Guru bisa memberikan analogi tentang perstuan mislanya siswa disuruh sebatang sapu lidi kemudian disuruh untuk mematahkan dan kemudian siswa disuruh mengambil seikat lidi kemudian disuruh mematahakanya, dari situ siswa disuruh membandingkan kesulitan dalam proses mematahakan lidi tadi, disitu siswa mengambil konsep tentang pentingnya persatuan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar