contoh laporan penelitian kelas "VARIASI INDIVIDU di SMA N 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL"

VARIASI INDIVIDU di SMA N 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Sri Purnami., M.A.


Disusun oleh :

1.      Ahmad Najahu Taufik                   (13410223)



Jurusan Pendididkan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta


Hasil  Wawancara Subyek Guru


  1. A.      Identitas Subyek Guru
1.      Nama                           : Subaryadi,S.pd
Jenis kelamin               : laki-laki
Umur                           : 55 tahun
Lama mengajar                        : 30 tahun
Status sertifikasi           : ada sertifikat
Asal sekolah                : UNY
Alamat sekolah                        : Yogyakarta

2.      Nama                           : Eko Prasetyo,S.pd
Jenis kelamin               : laki-laki
Umur                           : 46 tahun
Lama mengajar                        : 17 tahun
Status sertifikasi           : ada sertifikat
Asal sekolah                : UNY
Alamat sekolah                        : Yogyakarta

3.      Nama                           : Pargiyati,S.pd
Jenis kelamin               : Perempuan
Umur                           : 46 tahun
Lama mengajar                        : 22 tahun
Status sertifikasi           : ada sertifikat
Asal sekolah                : UNY
Alamat sekolah                        : Yogyakarta


  1. B.     Subyek Kepala Sekolah ( Bapak Subaryadi, S.pd )
·         Hal-hal yang dipahami kepala sekolah mengenai perbedaan individu pada peserta didik di sekolahnya :
Peserta didik terdiri dari bermacam-macam latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Selain itu juga terdapat perbedaan tingkat inteligensi dan minat bakat pada pelajaran. Ada yang sungguh-sungguh niat sekolah, tetapi ada juga yang sekolah karena ikut-ikutan.
·         Kebijakan kepala sekolah untuk mengakomodir perbedaan tersebut :
1.      Mengadakan tes IQ, Kemudian mengarahkan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.
2.      Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi siswa.
3.      Tidak ada pengelompokan kelas berdasarkan tingkat kecerdasan siswa. Yang ada setiap kelas dibagi rata antara yang pandai dan yang kurang sehingga diharapkan dapat saling melengkapi. Yang sudah bisa mengajari yang belum bisa.
·         Hal-hal yang dipahami kepala sekolah mengenai perbedaan kelompok pada peserta didik di sekolahnya :
Tidak ada perbedaan kelompok pada peserta didik. semuanya saling berbaur.


  1. C.     Subyek Guru
·         Hal-hal yang dipahami guru mengenai perbedaan individu di sekolahnya.
Bapak Eko :
Ada anak yang mudah paham dengan pelajaran, ada juga anak yang harus berkali-kali diterangkan agar paham. Ada anak yang sangat antusias mengikuti pelajaran, ada juga yang terlihat kurang bersemangat dan ramai sendiri di dalam kelas.
·         Upaya yang dilakukan sebagai bentuk pemahamannya :
Pertama-tama ditanyakan terlebih dahulu kepada wali kelas yang bersangkutan baru kemudian mendekati si anak, kira-kira apa yang membuatnya tidak bersemangat lalu
 memberikan motivasi belajar.
Ibu Pargiyati :
Ada yang rajin, aktif dikelas, sangat semangat ketika mengikuti pelajaran,cepat tanggap dan ada juga yang malas-malasan, sulit menerima pelajaran, dan tidak konsentrasi.
·         Upaya yang dilakukan sebagai wujud pemahamannya :
1.      Bagi siswa yang kurang rajin, harus didekati dengan baik-baik. Harus memahami diri siswa, jangan langsung menyalahkan. Siapa tahu dia tidak mengerjakan PR karena kelelahan atau ada masalah lain. Setelah itu, memberikan motivasi kepada yang bersangkutan.
2.      Ketika diskusi di kelas siswa yang pandai tidak dikelompokkan dengan temannya yang pandai tetapi disebar.
3.      Setiap hari mencatat hambatan belajar siswa kemudian diberikan solusi.


·         Hal-hal yang diketahui guru tentang perbedaan kelompok pada peserta didik di sekolahnya:
Ibu Pargiyati      : tidak ada perbedaan kelompok yang ada di kelas. Semua siswa saling berbaur dengan teman-teman dari latar belakang yang berbeda. Hal ini dapat diketahui ketika diskusi berlangsung di kelas. Semua siswa dapat saling bertukar pendapat.
Bapak Eko           : tidak ada perbedaan kelompok pada kelas yang saya ampu karena semua siswa berkumpul jadi satu. Demikian pula saat ada tugas-tugas kelompok, teman yang sudah bisa akan menjelaskan teman yang belum bisa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan dua orang guru dan kepala sekolah di SMA N 1 Panggang, maka dari jawaban-jawaban yang telah dipaparkan tersebut kami dapat memberikan analisa seperti di bawah ini:
Di SMA N 1 Panggang perbedaan individu itu ada dan bisa dilihat oleh subyek guru maupun kepala sekolah. Akan tetapi untuk perbedaan kelompok baik guru maupun kepala sekolah sama-sama sepakat mengatakan bahwa di sekolahnya tidak ada kelompok-kelompok individu. Semua peserta didik berhubungan akrab satu sama lain walaupun mereka beda kelas. Kami sebagai peneliti pun juga setuju dengan pendapat para guru bahwa memang tidak ditemukan adanya kelompok di dalam kelas atau pun di lingkungan sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut memang terletak di pedesaan yang mana sistem kebersamaan masih sangat di junjung tinggi.
Sedangkan untuk perbedaan individu pada peserta didiknya, guru dan kepala sekolah berpendapat bahwa anak didik mereka memang terdiri dari berbagi karakteristik watak,  sikap maupun tingkat inteligensi. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, masing-masing guru mempunyai cara tersendiri seperti yang telah kami paparkan di depan.
Kami akan mencoba menganalisa satu persatu berkaitan dengan kebijakan dan usaha yang mereka lakukan untuk mengakomodir perbedaan yang ada pada peserta didiknya.
1.      Subaryadi, S.Pd
Sebagai kepala sekolah yang harus melihat peserta didik dalam lingkup yang luas, Bapak Subaryadi telah memberikan solusi yang tepat untuk mengakomodir perbedaan tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa. Yang mana di dalamnya terdapat berbagai kegiatan yang bisa diikuti siswa sesuai dengan minat dan bakat mereka

2.      Pargiyati, S.pd
Menurut kami, Ibu Pargiyati sangat tanggap dengan perubahan yang terjadi pada peserta didiknya baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini dikarenakan kebiasaan beliau yang sering mencatat hambatan-hambatan belajar yang dialami siswa selama proses belajar berlangsung. Beliau akan bertanya kepada peserta didiknya lalu mencatatnya dan memberikan solusi atas hambatan tersebut. Selain itu, berkaitan dengan perbedaan individu yang ada pada peserta didiknya beliau memberikan alternatif lain yaitu dengan metode diskusi. Siswa yang memiliki pengetahuan bagus tidak dikelompokkan menjadi satu akantetapi dipisahkan ke kelompok-kelompok lain dan diminta untuk menjelaskan teman yang belum bisa.
3.      Eko Prasetyo, S.Pd
Upaya Bapak Eko untuk menghadapi perbedaan individu pada peserta didiknya menurut kami cukup bagus. Jadi, ketika ada anak didik yang kurang bersemangat dalam belajar maka hal yang pertama dilakukan adalah menanyakan dulu kepada wali kelas yang bersangkutan. Hal ini bisa dibenarkan karena bagaimanapun juga wali kelas akan lebih tahu tentang keseharian anak asuhnya. Setelah menanyakan kepada wali kelas kemudian kita dapatkan keterangan-keterangan mengenai anak yang bersangkutan maka kita akan menemukan masalahnya dan setelah itu disediakan solusi. Kalau masalah sudah ditemukan, dan solusi sudah ada, langkah selanjutnya kita tinggal mendekati anak yang bersangkutan.
Secara umum, kami dapat menyimpulkan bahwa perbedaan individu pada peserta didik itu merupakan hal pasti terjadi.  Sebagai seoarang guru kita harus bisa mengakomodir perbedaan -perbedaan tersebut dengan tepat sehingga masing-masing siswa mendapatkan perhatian.







Share on Google Plus

About info lan tips bermanfaat

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: